Rabu, 20 Juli 2011

New Info

Hubungan Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Global warmingSecara umum iklim merupakan hasil interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik dimana parameter-parameternya adalah seperti suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan yang terjadi  pada suatu tempat di muka bumi. Iklim merupakan suatu kondisi rata-rata dari cuaca, dan untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat, diperlukan nilai rata-rata parameterparameternya selama kurang lebih 10 sampai 30 tahun. Iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini berawal dari perputaran planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya. Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke waktu. Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya. 
Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi –disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK) karena peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.
Efek Rumah Kaca
Efek Rumah Kaca
Peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak ditempati manusia, karena jika tidak ada ERK maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin. Gas Rumah Kaca (GRK) seperti CO2 (Karbon dioksida),CH4(Metan) dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6 (Sulphur hexafluoride) yang berada di atmosfer dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak. Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan peternakan. GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida, menyebabkan meningkatnya konsentrasi GRK di atmosfer.
Berubahnya komposisi GRK di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK tadi. Meningkatnya jumlah emisi GRK di atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global.
Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas keangkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global.
erk2
Pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan suhu, mencairnya es di kutub, meningkatnya permukaan laut, bergesernya garis pantai, musim kemarau yang berkepanjangan, periode musim hujan yang semakin singkat, namun semakin tinggi intensitasnya, dan anomaly-anomali iklim seperti El Nino – La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD). Hal-hal ini kemudian akan menyebabkan tenggelamnya beberapa pulau dan berkurangnya luas daratan, pengungsian besar-besaran, gagal panen, krisis pangan, banjir, wabah penyakit, dan lain-lainnya
Dari pada bosen sains mulu, nih kasih lucu lucuan
Lucu-lucu-an
Lucu-lucu-an
Kalo cowok ganteng berbuat jahat
cewek-cewek bilang: nobody’s perfect
kalo cowok jelek berbuat jahat
cewek-cewek bilang: pantes…tampangnya kriminal

kalo cowok ganteng nolongin cewek yang diganggu preman
cewek-cewek bilang: wuih jantan…kayak di filem-filem
kalo cowok jelek nolongin cewek yang diganggu preman
cewek-cewek bilang: pasti premannya temennya dia…
Kalo cowok ganteng pendiam
cewek-cewek bilang: woow, cool banget…
kalo cowok jelek pendiam
cewek-cewek bilang: ih kuper…
kalo cowok ganteng jomblo
cewek-cewek bilang: pasti dia perfeksionis
kalo cowok jelek jomblo
cewek-cewek bilang: sudah jelas…kagak laku…
kalo cowok ganteng dapet cewek cantik
cewek-cewek bilang: klop…serasi banget…
kalo cowok jelek dapet cewek cantik
cewek-cewek bilang: pasti main dukun…
kalo cowok ganteng diputusin cewek
cewek-cewek bilang: jangan sedih, khan masih ada aku…
kalo cowok jelek diputusin cewek
cewek-cewek bilang:…(terdiam, tapi telunjuknya meliuk-liuk dari atas
ke
bawah, liat dulu dong bentuknya)….
kalo cowok ganteng ngaku indo
cewek-cewek bilang: emang mirip-mirip bule sih…
kalo cowok jelek ngaku indo
cewek-cewek bilang: pasti ibunya Jawa bapaknya robot…
kalo cowok ganteng penyayang binatang
cewek-cewek bilang: perasaannya halus…penuh cinta kasih
kalo cowok jelek penyayang binatang
cewek-cewek bilang: sesama keluarga emang harus menyayangi…
kalo cowok ganteng bawa BMW
cewek-cewek bilang: matching…keren luar dalem
kalo cowok jelek bawa BMW
cewek-cewek bilang: mas majikannya mana?…
kalo cowok ganteng males difoto
cewek-cewek bilang: pasti takut fotonya kesebar-sebar
kalo cowok jelek males difoto
cewek-cewek bilang: nggak tega ngeliat hasil cetakannya ya?…
kalo cowok ganteng naek motor gede
cewek-cewek bilang: wah kayak lorenzo lamas di film Renegade…bikin
lemas…
kalo cowok jelek naek motor gede
cewek-cewek bilang: awas!! Mandragade lewat…
kalo cowok ganteng nuangin air ke gelas cewek
cewek-cewek bilang: ini baru cowok gentlemen
kalo cowok jelek nuangin air ke gelas cewek
cewek-cewek bilang: naluri pembantu, emang gitu…
kalo cowok ganteng bersedih hati
cewek-cewek bilang: let me be your shoulder to cry on
kalo cowok jelek bersedih hati
cewek-cewek bilang: cengeng amat!!…laki-laki bukan sih?
Kalo cowok ganteng baca e-mail ini
langsung ngaca sambil senyum-senyum kecil, lalu berkata “life is
beautiful”
kalo cowok jelek baca e-mail ini,
Frustasi, ngambil tali jemuran, trus triak sekeras-kerasnya “HIDUP INI
KEJAAAAMMM….!!!”
hua ha ha haha………. :D

Sistem Informasi Geografi Perikanan; Sebuah Wacana

Dunia kelautan merupakan dunia yang sangat dinamis, disini hampir semunya bergerak kecuali dasar lautan :D . Di wilayah yang merupakan bagian bumi terbesar ini, terdapat banyak sumber daya alam yang bisa menghasilkan pendapatan yang tinggi untuk suatu daerah atau pemerintahan, contohnya adalah sumber daya ikan. Indonesia merupakan suatu negara yang sangat luas dan memiliki sumber daya perikanan yang sangat besar juga. Dengan luas lautan sekitar 5,8 juta km2 dan panjang pantai kurang lebih 81.000 km, maka potensi pendapatan ekonomi dari bidang perikanan akan sangat besar sekali. Menurut Kusyanto (2001) potensi sumber daya perikanan di Indonesia adalah 6.1 juta ton per tahun dan baru termanfaatkan sekitar 57%. Kurangnya pemanfaatan teknologi dalam eksploitasi sumber daya ikan2 tersebut menyebabkan tidak optimumnya pemanfaatan sumber daya ikan yang ada. Pemanfaatan suatu teknologi seperti Sistem Informasi Geografis untuk perikanan di harapkan dapat mampu memberikan suatu gambaran dan suatu tampilan spasial tentang sumber-sumber atau spot-spot perikanan di wilayah indonesia yaitu dengan menggabungkan faktor-faktor lingkungan yang mendukung tempat hidup dan berkumpulnya berbagai jenis ikan tersebut sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil penangkapan ikan.
Setiap jenis ikan mempunyai suatu kriteria-kriteria lingkungan tersendiri untuk kenyaman hidupnya *ya mirip kayak manusia juga sih, namanya juga mahluk hidup :D *. Kriteria-kriteria lingkungan tersebut adalah seperti suhu, makanan (chlorophyl-a), salinitas, pertemuan masa air (eddy), upwelling, dll. Contohnya untuk ikan albacore tuna di laut utara pasifik, ikan ini suka hidup pada kisaran suhu 18.5 – 21.5 oC, dan tingkat klorofil-a 0.3 mg/m3 (Polovia et al., 2001; Zainuddin et al., 2004 dalam Zainuddin, 2006), sedangkan ikan cakalang dan tuna kecil (litle tuna) lebih bahagia hidup pada daerah dengan kisaran suhu 23 – 28 oC (Leavestu dan Hela, 1970 dalam Kusuma, 2004).
Keadaan2 lingkungan yang merupakan syarat kebahagian hidup bagi ikan2 tersebut merupakan suatu sebaran spasial yang dapat di olah dengan Sistem Informasi Geografi. Data-data lingkungan tersebut dapat di peroleh dari data penginderaan jauh seperti Sea Surface Temperature (SST)/suhu laut dan klorofil-a yang bisa diperoleh dari citra MODIS yang bias di download pada situ http://oceancolor.gsfc.nasa.gov/cgi/browse.pl. sedangkan data-data lokasi pendaratan kapal penagkapan, batas pantai bisa diperoleh dari survei lapangan dan peta dasar wilayah.
Sistem informasi geografi merupakan suatu interaksi antara data-data atribut dan data spasial yang bereferensi geografi. Keunggulan SIG ini dapat dijadikan masukan berharga bagi para nelayan atau pengusaha perikanan untuk mengetahuai lokasi-lokasi penangkapan ikan. Pertanyaan yang sering di lontarkan nelayan adalah dimana lokasi penangkapan ikan yang baik? dan kapan waktunya? Dengan SIG perikanan pertanyaan2 ini bisa di jawab, dengan bantuan data SST, klorofil, PAR (Photosintesis Actibe Radiation) dll bulanan dalam beberapa tahun yang diperoleh dari PJ dan dianalisis dengan SIG akan memberikan tampilan secara geografis kencendrungan seberan dari faktor2 lingkungan yang disukai oleh ikan yang akhirnya memberikan gambaran daerah perkiraan penangkapan ikan.
SIG perikanan lebih sering bermain dengan bentuk data raster. Data2 SST, klorofil dll tersebut merupakan suatu data dari citra satelit yang berbentuk raster. Data raster mempunyai kelemahan dalam proses penyimpaan dan kemampuannya berinteraksi dengan data atribut. Data bentuk raster membutuhkan tempat penyimpanan yang sangat besar sehingga boros hardisk, data raster juga merupakan data angka per pixel sehingga tidak bisa di gabung dengan data tabel, keadaan ini terjadi apabila data raster tersebut bersifat degradasi. Untuk bisa menggabungkannya dengan data tabel harus di reklasifikasi terlebih dahulu, sehingga membentuk ID2. Interkasi data atribut dengan data spasial sangat berguna pada lokasi pendaratan ikan, dimana pelaporan secara berkala tentang hasil penagkapan ikan akan memberikan informasi wilayah penghasil ikan terbesar dan informasi tentang pemanfaatan potensi perikanan yang ada disekitar lokasi pendaratan kapal.
Pengembangan SIG untuk kelautan mempunyai dua kendala umum, pertama bahwa dasar-dasar perkembangan SIG adalah untuk keperluan analisis keruangan pada suatu lahan (land-based sciences), kedua analisis SIG untuk laut lebih banyak menggunakan 3D, sedangkan SIG sendiri masih kurang mampu mengaplikasikan 3D secara baik pada daerah2 yg luas.

Sabtu, 16 Juli 2011

Experimen Sains Mudah

 Experimen berikut dari COPAS ( copy paste ) lho ...

experimen sains : memasukan telur ke dalam botol

19 03 2010
Percobaan fisika sederhana ini pernah saya lihat  ketika Olimpiade IPA tingkat sekolah dasar di Kecamatan Jampangtengah. Berikut akan saya coba jelaskan tentang cara kerjanya :
Alat dan bahan:
  • Sebuah botol yang memiliki diameter mulut yang cukup besar, namun tidak dapat dilalui sebutir telur.
  • Sebutir telur ayam yang telah direbus dan dikupas kulitnya
  • Beberapa lembar kertas
  • Korek api
  • Beberapa butir dry ice (biang es)
Langkah-langkah percobaan :
Jika dipikir-pikir, kita tak mungkin dapa memasukkan telur ke dalam botol apalagi diameter mulut botolnya lebih kecil dari ukuran telur. Tapi ternyata secara fisika, memasukkan dan mengeluarkan telur ke dalam botol ialah hal yang mudah. Tidak percaya? Mari kita lihat penjelasan di bawah ini: Memasukkan telur ke dalam botol
  • Siapkan botol dan telur yang akan digunakan
  • Bakar selembar kertas kemudian segera masukkan ke dalam botol
  • Segera letakkan telur di atas mulut botol segera saat api masih menyala,
  • lalu berikan sedikit tekanan, hal ini dimaksudkan agar botol menjadi terisolasi dari udara luar.
  • Diamkan beberapa saat, maka telur perlahan-lahan akan masuk ke dalam botol
selain memakai api, bisa juga menggunakan air panas. Hal ini dimaksudkan untuk memuaikan udara di dalam botol. videonya bisa dilihat di bawah ini (dikutip dari youtube):
Mengeluarkan telur dari dalam botol
  • Masukkan beberapa butir dry ice ke dalam botol
  • Kemudian balik botol sehingga telur terletak pada mulut botol bagian dalam, usahakan jangan sampai ada dry ice yang keluar botol
  • Lalu jaga agar dry ice tidak terlalu lama menyentuh telur, diamkan beberapa saat sampai telur kluar seluruhnya dari dalam botol
Konsep Fisika :
Dalam percobaan ini, teori fisika yang berperan ialah tekanan udara.
Memasukkan telur ke dalam botol
Anggapan dasarnya adalah bahwa nyala api dapat terjadi ketika terdapat kandungan oksigen dalam jumlah yang cukup di dalam udara. Nah, proses pembakaran ini akan menghabiskan sejumlah mol oksigen sesuai dengan jumlah yang diperlukan dalam pembakaran tersebut. Pada saat kertas yang telah terbakar dimasukkan ke dalam botol, api tersebut akan terus menyala sambil mereaksikan antara oksigen dengan kertas. Lama-kelamaan jumlah oksigen dalam botol akan habis.
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa jumlah mol zat yang bereaksi sebanding dengan tekanannya ( pV = nRT), maka pada saat jumlah mol oksigen dalam botol berkurang, tekanan dalam botol pun akan turun. Hal ini menyebabkan tekanan udara dalam botol akan lebih rendah daripada tekanan udara luar. Akibatnya telur akan mendapat tekanan dari luar sehingga perlahan-lahan telur akan terlihat seolah-olah terhisap ke dalam botol sampai masuk seluruhnya ke dalam botol.
Mengeluarkan telur dari dalam botol
Konsep yang digunakan untuk mengeluarkan telur dari dalam botol tidak banyak berbeda dari proses memasukkan telur ke dalam botol, yang berbeda hanyalah melakukan hal yang sebaliknya, yaitu dengan meningkatkan tekanan di dalam botol sehingga lebih tinggi dari tekanan di luar botol.
Dengan memasukkan dry ice ke dalam botol mampu menaikkan tekanan di dalam botol tersebut. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa bahan dasar pembuat dry ice adalah semacam gas yang dipadatkan, maka dalam suhu kamar dry ice akan menyublim dan menghasilkan gas. Nah, gas inilah yang digunakan untuk mendorong telur keluar dari dalam botol.
sekian mudah-mudahan bermanfaat

Info Sains Terbaru

Ini blog ku yang kedua, khusus untuk sains.

Cadangan Uranium Kalbar Cukup untuk 150 Tahun

Sabtu, 26 Desember 2009 16:31 WIB | Ekonomi & Bisnis | Bisnis | Dibaca
278 kali
Pontianak (ANTARA News) - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bapedda) Kalimantan Barat, Fathan A Rasyid, menyatakan bahwa cadangan
uranium di provinsi itu bisa digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir selama 150 tahun."Dari data yang ada Kalbar setidaknya memiliki 25 ribu ton uranium yang
tersebar di sekitar Kabupaten Melawi," kata Fathan A. Rasyid di
Pontianak, Sabtu.
Ia mengatakan, PLTN merupakan solusi dalam mengatasi kekurangan energi
listrik di Kalbar dan Pulau Kaliamantan pada umumnya.
"Baru-baru ini Bapedda Sekalimantan telah menyepakati akan mengembangkan
PLTN di pulau itu dalam mengatasi kekurangan energi listrik," kata Fathan.
Kalbar setidaknya memiliki PLTN berkapasitas 1.000 mega watt untuk
mengatasi krisis listrik di provinsi itu. "Akibat krisis listrik tidak
sedikit niat investor yang ingin menanamkan modalnya harus ditolak
karena terbatasnya pasokan listrik," katanya.
Ia mengatakan ke depan energi listrik dari nuklir memang harus
diperhitungkan, kalau tidak diambil langkah tersebut maka krisis listrik
di provinsi ini akan terus berkepanjangan.
"Kami menargetkan PLTN bisa terwujud 10 hingga 16 tahun ke depan. Saat
ini pengembangan PLTN di Kalbar sudah masuk tahap studi kelayakan atau
pase dua," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Kalbar Cornelis mengatakan dua kabupaten, yaitu
Kabupaten Melawi dan Landak di provinsi itu dapat menjadi lokasi
pembangunan PLTN.
Menurut dia, Kalbar memenuhi syarat untuk dibangun PLTN, karena salah
satu wilayah yang mempunyai uranium, yakni di Kabupaten Melawi.
Selain itu, lanjut dia, Kalbar relatif aman dari bencana seperti gempa.
"Sekarang bagaimana mengemas teknologi supaya tidak bocor, dan limbahnya
aman," katanya.
Gubernur Cornelis telah menyampaikan usulan pembangunan PLTN itu kepada
Dewan Energi Nasional.
Namun, lanjut dia, rencana dan pengembangan sumber energi di Kalbar
sangat tergantung komitmen dari Pemerintah Pusat. "Investor sebenarnya
banyak yang mau untuk mengembangkan listrik di Kalbar," katanya.
Konsumsi terbesar energi listrik di Kalbar untuk Kota Pontianak dan
sekitarnya. Beban puncak sekitar 123 MW, daya mampu 148 MW.
(*)

Monday, December 14, 2009

Indonesia, Negara Pertama yang Memanfaatkan Gas Buang Karbon Dioksida

Senin, 14 Desember 2009 | 18:08 WIBKOPENHAGEN, KOMPAS.com — PT Resources Jaya Teknik Indonesia (RMI)
menjadikan Indonesia sebagai negara pertama yang melakukan langkah nyata
dalam pemanfaatan teknologi terapan pemanfaatan gas buang karbon
dioksida di Forum Bright Green, Kopenhagen, Denmark, yang digelar 12-13
Desember 2009.
Forum Bright Green adalah pameran teknologi ramah lingkungan yang
diikuti ratusan industri dan universitas penyedia teknologi ramah
lingkungan. Menteri Ilmu Pengetahuan dan Inovasi Denmark Helge Sander,
Putri Kerajaan Swedia Victoria Ingrid Alice Desiree, Pangeran Norwegia
Haakoen Magnus, dan Pangeran Kerajaan Denmark Frederik Andre Hendrik
Christian hadir dalam perhelatan tersebut.
Penandatanganan MoU dilakukan Presdir PT Resources Jaya Teknik Indonesia
Rohmad Hadiwijoyo dan Chief Sales Officer Union Engineering Michael
Mortensen serta disaksikan Jari Frijc-Madsen, perwakilan Deplu Denmark,
dan Duta Besar Indonesia untuk Denmark, Abdul Rahman Saleh.
Dalam MoU yang ditandatangani pada 12 Desember tersebut, kedua pihak
sepakat akan membangun sistem teknologi Dry Ice Expanded Tobacco,
pengembang tembakau menggunakan es kering (DIET) di Cilegon, Jawa Barat,
senilai 12 juta dollar AS.
Cara kerja teknologi Dry Ice Expanded Tobacco adalah dengan
menyemprotkan selubung karbon dioksida pada daun tembakau kemudian
diberikan tekanan dan suhu yang tinggi sehingga memaksa volume sel daun
tembakau mengembang hingga dua kali lipat.
Menurut Managing Director AircoDiet, anak perusahaan Union yang
mengembangkan teknologi DIET, Asbjorn Schwert, dengan aplikasi teknologi
ini, volume tembakau yang dihasilkan menjadi dua kali lipat sehingga
menekan jumlah tembakau yang digunakan dalam produksi rokok. "Gas
karbondioksida yang digunakan juga hanya 50 persen dalam satu kali
proses. Sisanya bisa kembali digunakan untuk produksi selanjutnya,"
sebutnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
Menurut Michael Mortensen, gas karbon dioksida dalam sistem DIET
berkapasitas 300 kg/jam yang dibangun di Cilegon itu akan memanfaatkan
karbon dioksida hasil olahan gas buang PT Krakatau Stell yang dikerjakan
PT Krakatau Karbonindo. PT Krakatau Karbonindo merupakan anak usaha
bersama RMI dan Krakatau Stell yang awal tahun ini membangun pemurnian
karbon dioksida senilai 31,8 juta dollar AS berkapasitas 72.000 ton
karbon dioksida per tahun di Cilegon. "Dengan kesepakatan ini, RMI
menjadi perusahaan pertama non-produsen rokok yang memanfaatkan
teknologi DIET. Indonesia menjadi negara pertama yang melakukan langkah
nyata di Kopenhagen," ujar dia.
RMI sebelumnya telah menandatangani kesepakatan dengan pihak American
Sumatra Tobacco Company di Medan. Dalam draf MoU yang ditandatangani
itu, RMI akan menerapkan teknologi DIET pada stok tembakau Sumatera
Tobacco, yang merupakan pengekspor rokok terbesar di Indonesia.
Editor: Edj

Tuesday, May 26, 2009

Doctor Fish, Ikan Pengelupas Kulit

Selasa, 26 Mei 2009 | 21:23 WIBKOMPAS.com - Ikan Garra Rufa asal Turki atau yang biasa dikenal dengan
"The Doctor Fish" (Sang Ikan Doktor) yang selama ini dipamerkan di Sea
World Indonesia (SWI) berkhasiat menyembuhkan penyakit kulit.

Salah seorang supervisor SWI, Wahyu Setiono, di Jakarta, mengatakan,
ikan yang berukuran maksimal 14 cm tersebut mampu memberikan khasiat
terapi kerena memiliki enzim yang dapat menormalkan proses pembaruhan
kulit dari hasil sekresi ikan pada saat menggigit.
"Ikan ini sebagai ikan pembersih karena hanya memakan daerah kulit yang
mati atau terinfeksi, dan meninggalkan kulit yang sehat terus tumbuh,"
katanya.
Menurut Wahyu, pihaknya saat ini telah menyediakan dua kolam khusus bagi
pengunjung WSI yang ingin terapi dengan menggunakan ikan Garra Rufa.
Setiap kolam yang diisi 1.500 ikan Garra Rufa digunakan untuk enam
orang. "Pada saat kaki dimasukkan ke dalam kolam, ikan tersebut langsung
menggigit. Tapi tidak sakit kok, hanya pertamanya geli, tapi seterusnya
enak," ujarnya.
Ketika ikan itu menggigit, lanjut dia, ikan tersebut mengeluarkan enzim
unik bernama dithranol (anthralin) yang dapat menghambat pertumbuhan sel
kulit yang terlalu cepat. Oleh karena itu, gigitan ikan itu dipercaya
dapat membantu mereka penderita penyakit kulit seperti psoriasis.
Selain itu, manfaat dari terapi tersebut di antaranya mampu memproses
eksfoliasi (pengelupasan kulit mati) yang lebih alami dan organik,
meningkatkan penyerapan kelembaban kulit, memperlancar sirkulasi darah,
mengurangi dan mengaburkan bekas luka, membantu peremajaan kulit,
membuat kulit lebih halus dan bersih dan lainnya.
Bagi para pengunjung yang mencoba terapi tersebut dikenakan tarif
tambahan senilai Rp30 ribu dengan durasi waktu selama 20 menit.
"Pengunjung yang ikut terapi ini setiap harinya lumayan banyak. Bahkan
kalau hari libur di atas seratus orang," katanya.
SPA Garra Rufa ini awalnya hanya sebatas di negara Turki, namun kini
berkembang di negara-negara lain seperti China, Jepang, Korea Selatan,
Singapura dan Malysia.

Salah seorang pengunjung yang ikut terapi, Adi, mengatakan gigitan ikan
Garra Rufa awalnya seperti disengat listrik. "Kayak disengat listrik,
tapi lama ke lamaan kaki rasanya enak dan pegal-pegal menjadi hilang,"
katanya.

 Ilmuwan Memecahkan Misteri ' Air Kaca '
Ilmuan Memecahkan Misteri "Air Kaca" PDF Cetak E-mail
Ditulis Oleh Administrator   
Friday, 08 February 2008
Air mempunyai beberapa sifat yang luar biasa. Air adalah satu-satunya zat alami yang dapat ditemukan dalam tiga keadaan (padat, cair dan gas) dalam jarak suhu natural bumi. Bentuk padatnya kurang rapat daripada bentuk cairnya, itulah mengapa es mengapung. Air juga dapat menyerap panas dalam jumlah banyak, mempunyai tegangan permukaan yang tinggi dan tidak dapat dimampatkan.
Perbedaan air yang jarang diketahui, tetapi sangat menarik bagi kimiawan adalah kelakuan anehnya pada transisinya ke fase kaca. “Fase kaca” adalah bagian dari zat padat. Air kaca dan es misalnya mempunyai struktur kimia dan bentuk yang sama tetapi berbeda struktur. Es berbentuk kristal sedangkan “kaca” pendek dan tebal. Ketika air bertransisi ke fase kaca, air berlaku sangat aneh, sebuah fakta yang mencengangkan peneliti.
Profesor dari Arizona State University C. Austen Angell telah menemukan petunjuk penting yang menjelaskan kelakuan aneh air pada transisi kaca dan menambah informasi penting pada air di fase cair. Penelitiannya dipublikasikan pada jurnal Science edisi 1 Februari 2008. “Kita tahu banyak mengenai kaca yang membentuk silica, gula dan logam. Logam kaca kini digunakan sebagai bahan stik golf. Tetapi pentingnya air “kaca” dan peranannya dalam menjelaskan sifat air masih misteri” sebut Angell.
Banyak bentuk kaca mengalami kenaikan bertahap dalam kapasitas panas hingga titik transisi kunci dicapai. Pada titik suhu kaca ini materi akan melompat ke zona kapasitas panas yang dua kali lipat lebih tinggi dan berubah dai padat menjadi cairan viskositas tinggi. Hal ini muncul bahkan pada larutan dimana air adalah komponen utama. Pada air murni sesuatu yang berbeda terjadi. Ketika air kaca dingin dipanaskan, kapasitas panasnya tidak berubah hingga 136 K. kemudian pada 150 K air mengalami kristalisasi. Jika didekati dari arah lain, air juga menghasilkan efek aneh yang sama.
Angell ingin tahu apa yang berlangsung pada suhu 150-250 K. Dia menduga disitulah transisi kaca untuk air kaca terjadi. Dia memecahkan masalah dengan melihat perilaku air yang sangat dingin dan es kaca yang dikurung secara nano. Air nanoconfined adalah air yang dimasukkan ke pori dengan diameter 2 nm ( sekitar 5 kali skala ikatan kimia). Menggunakan sifat air pada fase ini dan mengkombinasikannya dengan sifat air yang disimpulkan dari hukum termodinamis, dia dapat memperkirakan kapasitas panas yang mungkin terjadi pada daerah itu dan memunculkan transisi koperatif untuk menjelaskan kelakuan aneh materi tersebut.
“Kapasitas panas air tiba-tiba menggila mendekati transisi ini dan sebelum tahu apa yang terjadi, air berkristalisasi. Salah satu trik untuk mengetahui apa yang terjadi adalah menaruh air dalam kurungan berukuran nano sehingga air tak bisa berkristalisasi. Kami menemukan kelakuan yang sama tapi tanpa data jarak .” sebut Angell
Menurut Angell, air tidak berperilaku seperti pembentuk kaca lainnya dan kurang memiliki karakteristik lompatan kapasitas panas ke fase kaca; tetapi karena banyaknya ikatan hidrogen air berlaku seperti fase kristalin, membuat terjadinya transisi order-disorder. Transisi ini menyerap semua kapasitas panas disekitar 220 K sehingga membuat transisi kaca pada 136 K tak begitu dramatis.
Ini juga memberi Angell ide untuk skenario baru untukmenjelaskan kelakuan aneh air super dingin, sesuatu yang sesuai dengan kelakuan yang teramati namun tak memerlukan titik kritis. “Saya ingin menemukan jawaban dari teka-teki apa yang terjadi pada suhu 150-250 K, dan saya bekerja dari fase kaca dan kurungan nano. Air dalam ukuran besar tak akan seperti itu. Tapi bagaimanapun inilah bagian penting dari keseluruhan dan mendukung kesimpulan yang kita dapat yaitu air memiliki termodinamis yang berbeda dari cairan pembentuk kaca lainnya.” jelas Angell

Sumber: Arizona State University